Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai
Utara menyambut baik hadirnya unit usaha bank syariah oleh sejumlah bank
konvensional sudah membuka cabang di daerahnya karena kan menjadi
alternatif pilihan bagi warganya yang mayoritas muslim untuk menyimpan
atau mengajukan pinjaman kredit bagi mengembangkan usaha. Wakil bupati
Husairi Abdi mengatakan warga Hulu Sungai Utara (HSU) yang mayoritas
muslim pasti sangat membutuhkan lembaga keuangan syari'ah untuk
mengamalkan Ajaran Islam yang memerintahkan umatnya menjauhi segala
bentuk riba. "Bagi Pemda sendiri hadirnya perbankan ini sangat membantu
dalam menggerakan roda perekonomian didaerah" Ujar Husairi di Amuntai,
Selasa.
Membuka Sosialisasi Bank
Syariah oleh Bank Kalsel di Gedung Agung Amuntai Husairi menyampaikan
dukungan Pemda terhadap dunia perbankan termasuk bank syariah di
antaranya dengan memberikan bantuan penyertaan modal bagi perbankan.
"Khusus untuk Bank Kalsel dan unit usahanya bank Kalsel Syari'ah total
penyertaan modal yang sudah diberikan mencapai sekitar Rp 65, miliar"
terangnya. Namun Husairi menyayangkan masih banyak Umat islam yang belum
mengerti tentang sistem keuangan syariah yang diterapkan bank syariah
sehingga pihak perbankan syariah perlu lebih meningkatkan kegiatan
sosialisasi kepada masyarakat. Ketua Dewan Pengawas Bank Syari'ah Kalsel
Prof DR Kamrani Buseri mengakui sebagian masyarakat masih menganggap
sama antara bank syari'ah dengan bank konvensional.
"Bahkan
ada yang menganggap bank syari'ah hanya sekedar menggunakan ajaran
agama untuk mengeruk keuntungan" cetusnya. Padahal, kata Kamrani banyak
segi yang membedakan antara bank syari'ah dengan bank konvensional
terutama dari aspek meraih keuntungan. Bank konvensional meraih
keuntungannya berdasarkan bunga bank sedangkan bank syariah
keuntungannya diperoleh dari bagi hasil. Pebedaan lainnya, tutur Kamrani
bank syari'ah hanya bersedia memberi pinjaman kepada usaha yang halal,
namun tidak demikian dengan bank konvensional. "Jadi wajar jika
pengembangan usaha melalui bank syari'ah lebih lambat karena memang
hanya usaha yang halal yang disetujui mendapat pinjaman" katanya. Meski
berkembang lambat, katanya namun usaha yang dikembangkan bank syariah
setiap tahun selalu mengalami peningkatan dan kemajuan.
Meningkatnya
usaha masyarakat, lanjut Kamrani karena bank syariah selain membantu
membina usaha masyarakat juga mempertimbangkan aspek keuntungan maupun
kerugikan usaha para nasabahnya dalam mengembalikan pinjaman. "Beda
dengan bank konvensional tidak peduli apakah usaha masyarakat mengalami
keuntungan atau tidak tetap diwajibkan mengembalikan pinjaman sesuai
jumlah yang sudah disepakati" tandasnya. Menurut Kamrani, yang
membahayakan dari keberadaan bank konvensional tidak hanya terkait bunga
bank namun ideologi yang ada dibelakangnya yakni ideologi kapitalisme
dan sekuarisme. Ideologi ini dinilainya telah gagal membawa masyarakat
kearah keadilan ekonomi, sebaliknya penerapan ideologi ini mengakibatkan
pihak masyarakat golongan kaya semakin kaya sedangkan masyarakat yang
miskin semakin miskin.
Kamrani
menceritakan sejak berdiri 2004 Bank Kalsel Syari'ah kini sudah memiliki
dua kantor cabang pelayanan yakni di Banjarmasin dan Kandangan. Dua
kedai pelayanan terdapat di Kota Amuntai dan Paringin, namun hampir
disemua kantor cabang perbankan, bank kalsel syari'ah turut membuka unit
pelayanan syariah ini. "Istilahnya kita numpang dikantor bank-bank
konvensional dalam memberikan pelayanan syari'ah" imbuhnya. Kedepan bank
Kalsel Syari'ah. kata Kamrani berencana menambah 1 unit kedai layanan
Bank Syari'ahnya di Kota Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah. (Edy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar