Selasa, 07 Januari 2014

Pemda Sambut Kehadiran Bank Syari'ah

Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara menyambut baik hadirnya unit usaha bank syariah oleh sejumlah bank konvensional sudah membuka cabang di daerahnya karena kan menjadi alternatif pilihan bagi warganya yang mayoritas muslim untuk menyimpan atau mengajukan pinjaman kredit bagi mengembangkan usaha. Wakil bupati Husairi Abdi mengatakan warga Hulu Sungai Utara (HSU) yang mayoritas muslim pasti sangat membutuhkan lembaga keuangan syari'ah untuk mengamalkan Ajaran Islam yang memerintahkan umatnya menjauhi segala bentuk riba. "Bagi Pemda sendiri hadirnya perbankan ini sangat membantu dalam menggerakan roda perekonomian didaerah" Ujar Husairi di Amuntai, Selasa.
Membuka Sosialisasi Bank Syariah oleh Bank Kalsel di Gedung Agung Amuntai Husairi menyampaikan dukungan Pemda terhadap dunia perbankan termasuk bank syariah di antaranya dengan memberikan bantuan penyertaan modal bagi perbankan. "Khusus untuk Bank Kalsel dan unit usahanya bank Kalsel Syari'ah total penyertaan modal yang sudah diberikan mencapai sekitar Rp 65, miliar" terangnya. Namun Husairi menyayangkan masih banyak Umat islam yang belum mengerti tentang sistem keuangan syariah yang diterapkan bank syariah sehingga pihak perbankan syariah perlu lebih meningkatkan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat. Ketua Dewan Pengawas Bank Syari'ah Kalsel Prof DR Kamrani Buseri mengakui sebagian masyarakat masih menganggap sama antara bank syari'ah dengan bank konvensional.
"Bahkan ada yang menganggap bank syari'ah hanya sekedar menggunakan ajaran agama untuk mengeruk keuntungan" cetusnya. Padahal, kata Kamrani banyak segi yang membedakan antara bank syari'ah dengan bank konvensional terutama dari aspek meraih keuntungan. Bank konvensional meraih keuntungannya berdasarkan bunga bank sedangkan bank syariah keuntungannya diperoleh dari bagi hasil. Pebedaan lainnya, tutur Kamrani bank syari'ah hanya bersedia memberi pinjaman kepada usaha yang halal, namun tidak demikian dengan bank konvensional. "Jadi wajar jika pengembangan usaha melalui bank syari'ah lebih lambat karena memang hanya usaha yang halal yang disetujui mendapat pinjaman" katanya. Meski berkembang lambat, katanya namun usaha yang dikembangkan bank syariah setiap tahun selalu mengalami peningkatan dan kemajuan.
Meningkatnya usaha masyarakat, lanjut Kamrani karena bank syariah selain membantu membina usaha masyarakat juga mempertimbangkan aspek keuntungan maupun kerugikan usaha para nasabahnya dalam mengembalikan pinjaman. "Beda dengan bank konvensional tidak peduli apakah usaha masyarakat mengalami keuntungan atau tidak tetap diwajibkan mengembalikan pinjaman sesuai jumlah yang sudah disepakati" tandasnya. Menurut Kamrani, yang membahayakan dari keberadaan bank konvensional tidak hanya terkait bunga bank namun ideologi yang ada dibelakangnya yakni ideologi kapitalisme dan sekuarisme. Ideologi ini dinilainya telah gagal membawa masyarakat kearah keadilan ekonomi, sebaliknya penerapan ideologi ini mengakibatkan pihak masyarakat golongan kaya semakin kaya sedangkan masyarakat yang miskin semakin miskin.
Kamrani menceritakan sejak berdiri 2004 Bank Kalsel Syari'ah kini sudah memiliki dua kantor cabang pelayanan yakni di Banjarmasin dan Kandangan. Dua kedai pelayanan terdapat di Kota Amuntai dan Paringin, namun hampir disemua kantor cabang perbankan, bank kalsel syari'ah turut membuka unit pelayanan syariah ini. "Istilahnya kita numpang dikantor bank-bank konvensional dalam memberikan pelayanan syari'ah" imbuhnya. Kedepan bank Kalsel Syari'ah. kata Kamrani berencana menambah 1 unit kedai layanan Bank Syari'ahnya di Kota Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah. (Edy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar