Senin, 17 Maret 2014

Genjot Potensi Khas Guna Tingkatkan IPM

Pemerintah Propinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mengharapkan Pemerintah Kabupaten/kota meningkatkan potensi khas yang dimilikinya guna meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia dan bertahan dari pengaruh buruk perekonomian global. Pemprop Kalsel mengakui masih terpengaruh perekonomian global karena 50 persen pertumbuhan perekonomiannya masih didukung potensi tambang. Akibatnya pertumbuhan perekonomian Kalsel pada tiga tahun terakhir mengalami perlambatan akibat cukup tergantung pada potensi tambang yang dimilikinya. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kalsel Muhammad Jasran mengatakan untuk menjaga pertumbuhan perekonomian daerah maka kebijakan Pembangunan Kalsel kedepan akan lebih bertumpu pada sektor pembangunan yang berkelanjutan seperti bidang pertanian dan perkebunan.
"Kedepan pengembangan perekonomian daerah akan bertumpu pada pembangunan perekonomian yang berkelanjutan" Ujar Jasran di Amuntai, Selasa. Jasran yang menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) meminta Pemerintah Kabupaten/kota fokus meningkatkan potensi khas yang dimiliki sehingga mampu mandiri dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Menurut Jasran, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan lebih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat daripada pembangunan yang bertumpu pada sektor pertambangan. Hasil pertambangannya, lanjutnya terbatas dinikmati sebagian masyarakat dan yang hasilnya lebih banyak masuk ke kas pemerintah pusat. Ia mencontohkan, Kabupaten HSU memilki potensi khas seperti usaha kerajinan dan UMKM serta Peternakan itik Alabio dan Kerbau Rawa.
"Potensi pertanian secara umum juga dimiliki daerah ini yang perlu terus dikembangkan" imbuhnya. Jasran mengharapkan pengembangan potensi khas daerah ini mendapat perhatian untuk dibahas pada Musrenbang yang bertujuan menyusun rancangan akhir RKPD 2015. Kepala Bappeda Kalsel ini juga mengingatkan berbagai tantangan di 2015 yang perlu diantispasi pemda dan berbagai elemen masyarakat seperti mulai dibukanya pasar bebas ASEAN dan perubahan iklim. "Mulai 2015 tenaga kerja dan produk dari negara-negara ASEAN akan masuk dan bersaing dengan tenaga kerja dan produk daerah dan kita tidak bisa lagi menolaknya" Katanya. Karena sektor pertanian memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di HSU khususnya Jasran juga mewanti-wanti bahaya perubahan iklim atau cuaca ekstrem yang tidak bisa ditebak. "Perubahan iklim yang begitu cepat bisa berdampak terhadap pembangunan sektor pertanian" Katanya. (Edy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar